Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Rabu, 07 Desember 2022

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Rabu, 07 Desember 2022,


Berkembangnya kemajuan teknologi, tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga membawa dampak negatif yang dapat mempengaruhi karakter peserta didik . School as an educational institution is expected not only as a place to gain knowledge, but also expected to provide sufficient provision in shaping the personality of strong students in facing the era of globalization ( Allen 2018:8). Kajian tersebut menunjukkan bahwa Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan tidak hanya sebagai tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan saja, tetapi juga diharapkan dapat memberi bekal yang cukup dalam membentuk kepribadian siswa yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional. Undang – Undang No 87 Tahun 2017 tentang Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas.

 

Lampung adalah daerah dan kelompok etnik yang menggunakan bahasa Lampung. Secara adat, yang termasuk masyarakat Lampung tidak sebatas yang berada di Propinsi Lampung, Masyarakat Lampung, dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan, menganut falsafah hidup yang tercermin dalam bahasa daerah yang disebut Pi’il Pasenggiri. Dalam dokumen atau literatur resmi budaya Lampung dikatakan bahwa Pi’il Pasenggiri dipahami sebagai segala sesuatu yang menyangkut harga diri, perilaku dan sikap hidup yang harus menjaga dan menggerakkan nama baik, martabat secara pribadi maupun kelompok.(Hidayat & Zubair, 2014).


Unsur-unsur piil pesenggiri (prinsip kehormatan) selalu berpasangan, juluk berpasangan dengan adek, nemui dengan nyimah, nengah dengan nyappur, sakai dengan sambai. Penggabungan itu bukan tanpa sebab dan makna. Juluk adek (terprogram, keberhasilan), nemui nyimah (prinsip ramah, terbuka dan saling menghargai), nengah nyappur (prinsip suka bergaul, terjun dalam masyarakat, kebersamaan, kesetaraan),  dan sakai sambaian (prinsip kerjasama, kebersamaan).


Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal menjadi salah satu solusi alternative bagi pelaksanaan pendidikan karakter sesuai keunggulan lokal yang dimiliki masing-masing daerah dalam mencegah dan mengurangi pergeseran nilai kemanusiaan yang ada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengembangken potensi peserta didik agar menjadi manusia manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu juga diarahkan untuk membentuk watak atau karakter bangsa Indonesia, sehingga mampu menjadi bangsa yang beradab dan bermartabat luhur serta mampu menjadi bangsa yang memiliki keunggulan tertentu dibanding bangsa-bangsa lain. Sesuai  uraian  tersebut  maka  keluaran dari institusi sekolah/lembaga sekolah diharapkan tidak hanya menjadi lulusan yang pandai dan cerdas dalam akademik, namun juga memiliki dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal sebagai jati diri dan keunggulan bangsa.


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dideskripsikan, maka dapat disimpulkan penanaman pendidikan karakter pada peserta didik di sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara (a) mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran, (b) pengembangan budaya sekolah seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian, serta (c) integrasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti menari adat daerah, mengaitkan kegiatan pramuka dengan mengenal kearifan budaya daerah, ekstrakulikuler karawitan pramuka, seni tari, karawitan. Proses penanaman karakternya melalui penyampaian pesan moral secara langsung, hidden curriculum, pembiasaan dengan nasihat dan teguran, serta sosialisai peraturan.


Penulis :

DWI LUCITA SARI, S.PD., M.PD

GURU PPKn SMKS YPIB KOTABUMI


Daftar Pustaka

Allen, K., & Bull, A. 2018. Following policy: A network ethnography of the UK character education policy community. Sociological Research Online, 23(2), 438-458.

Hidayat, Kuswarno, & Zubair, Hafiar. (2014). Representasi Nemui-Nyimah Sebagai Nilai-Nilai Kearifan Lokal: Perspektif Public Relations Multikultur. Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Riau, 5(1), 90-102

Undang – Undang No 87 Tahun 2017 tentang Kebijakan PPK

TerPopuler