Kronologis penipuan bermula saat korban mencari penginapan untuk keluarganya melalui Google Maps. Ia menemukan lokasi Homestay Kembar Kalianda lengkap dengan nomor kontak yang tertera, lalu menghubunginya lewat WhatsApp.
Melalui percakapan, pelaku menjelaskan fasilitas dan tarif homestay. Setelah sepakat, korban diminta mentransfer uang sebesar Rp400 ribu untuk dua kamar sebagai uang muka. Namun setelah uang ditransfer, pelaku masih saja meminta uang deposit sejumlah dia ratus ribu rupiah (200.000) untuk DP dua kamar.
Merasa curiga, korban akhirnya mendatangi langsung lokasi Homestay Kembar Kalianda. Di sana, ia terkejut karena resepsionis menyatakan tidak mengetahui transaksi tersebut dan menegaskan bahwa nomor yang digunakan pelaku bukan nomor resmi milik mereka.
"Ketika saya datang ke penginapan, mereka bilang tidak pernah dihubungi dan nomor itu bukan milik mereka," kata korban.
Kasus ini memicu keprihatinan atas keamanan informasi digital dan validitas kontak bisnis di platform pencarian seperti Google Maps. Banyak pengguna yang masih mengandalkan informasi dari platform daring tanpa verifikasi lebih lanjut.
Pihak Homestay Kembar pun diminta segera memperbarui informasi resmi mereka di Google Maps dan platform lain agar tidak menjadi celah bagi pelaku kejahatan, dan mirisnya hal serupa sudah terjadi berulang kali.
Sementara itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada saat melakukan pemesanan online. Verifikasi langsung ke website resmi, media sosial, atau nomor telepon yang sudah terverifikasi sangat disarankan sebelum melakukan transaksi.
Polisi dan pihak terkait juga diharapkan turun tangan dalam menangani kasus serupa yang kian marak dan merugikan wisatawan maupun pelaku usaha pariwisata lokal agar tidak bertambahnya korban.
(Red)