BONGKARSELATAN.COM, LAMPUNG SELATAN – Dinas kelautan Provinsi Lampung diduga mengabaikan keberadaan tiga tuping di kawasan wisata kuliner Dermaga Bom Kalianda. Polemik itu mendapat sorotan dari keluarga besar Pahlawan Nasional Radin Inten II yang juga merupakan perwakilan Keratuan Lampung.
Jurubicara Keratuan Lampung, Yogha Pramana Aji, SH (Raden Mas Kesuma Ratu), menegaskan bahwa tugu tersebut memang menggambarkan Pasukan Tuping 12, pasukan khusus yang memiliki nilai sejarah dan kehormatan tinggi bagi Keratuan.
“Saya membenarkan bahwa wajah Tugu Tuping tersebut merupakan wajah Pasukan Tuping 12 milik Keratuan kami,” ujarnya.
Namun Yogha menyayangkan pembangunan tugu itu dilakukan tanpa adanya komunikasi dengan pimpinan Keratuan.
“Saya belum pernah mengetahui pemerintah berkoordinasi dengan Kakanda kami Dalom Kesuma Ratu sebagai pimpinan Keratuan terkait pembuatan Tugu Wajah Tuping itu,” jelasnya.
Yogha menekankan bahwa Tuping bukan sekadar topeng tradisional yang dapat diperlakukan sembarangan. Bagi Keratuan Lampung, Tuping merupakan simbol pengorbanan dan keberanian para leluhur.
“Mereka mesti tahu bahwa Tuping itu bukan topeng yang dianggap lelucon atau hiburan. Bagi kami, Tuping adalah pasukan khusus yang rela berkorban demi Keratuan, penuh pengorbanan darah dan air mata. Masing-masing Tuping memiliki keluarga keturunan,” tegasnya.
Selain soal koordinasi, Yogha juga menyoroti kondisi tugu yang kini mengalami kerusakan akibat kurangnya perawatan.
“Koordinasi tidak ada, perawatannya pun tidak dijaga. Jadi saya bingung sebenarnya mereka ini maunya apa?” katanya.
Ia menambahkan bahwa pihak Keratuan dari dulu tidak mempermasalahkan pembangunan tugu tersebut, meski tanpa koordinasi, selama dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan menjadi ikon Lampung.
“Dulu kami tidak pernah mempermasalahkan mereka membuat tugu tanpa koordinasi, asalkan bisa bermanfaat sebagai ikon Lampung tercinta. Tapi melihat kondisi ini, jujur saya merasa miris,” ujarnya.
Yogha mengaku enggan membawa persoalan ini kepada para pemimpin Keratuan lantaran khawatir menyinggung perasaan mereka.
“Saya tidak berani membahas hal ini kepada Dunungan kami Radin Imba Kesuma Ratu V ataupun ayahandanya Dalom Kesuma Ratu IV,” tutupnya.
(Red)
