Pasca Kenaikan BBM, Nelayan di Bakauheni Tak Melaut

Selasa, 06 September 2022

Pasca Kenaikan BBM, Nelayan di Bakauheni Tak Melaut

Selasa, 06 September 2022,


LAMSEL, BONGKARSELATAN.COM -

Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tidak hanya para pedagang, tetapi juga kenaikan harga berdampak pada aktivitas nelayan disejumlah Daerah di Indonesia. Sama halnya yang dirasakan para nelayan yang ada di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel). Selasa (6/9/2022).


Kontroversi kenaikan BBM ini tak luput diliput oleh berbagai media asing, yang salah satunya adalah Reuters dalam artikel berjudul 'Indonesia Hikes Fuel Prices To Rein In Ballooning Subsidies'. Pada situs tersebut menjelaskan bahwa masalah kenaikan ini sangat sensitif bagi politik di Indonesia.


Selain itu, kenaikanpun akan berimplikasi pada sebagian besar rumah tangga dan usaha kecil, salah satunya para nelayan, sebab, BBM bersubsidi menyumbang lebih dari 80 persen dari penjualan perusahaan minyak milik negara Pertamina, atau menahan inflasi sekitar 4,69% pada Bulan Agustus.


Pengamat Ikut Berpendapat, adapun pengamat yang melihat dampak pasca kenaikan harga, layaknya yang dikatakan ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov, potensi yang akan terasa ialah inflasi pangan. Hal ini disebabkan karena akan terjadinya peningkatan biaya transportasi, khususnya untuk logistik kebutuhan pokok.


Dengan demikian, ia mengamati bahwa dengan kenaikan harga BBM ini menimbulkan gelombang pertama inflasi. Bahkan juga akan memicu gelombang kedua, ketiga, dan seterusnya. Terakhir menurutnya pemerintah dirasa tidak mampu melakukan stabilisasi harga.


Akibat kenaikan harga BBM tersebut, banyak masyarakat yang bingung bahkan seakan kebijakan pemerintah bukan untuk membela rakyat, tapi hanya akan menguntungkan para pengusaha besar saja.


Seorang nelayan yang biasa melaut diperairan Minang Rua, Bakauheni, Ahmad mengatakan bahwa dengan adanya pasca kenaikan BBM akan mengakibatkan para nelayan tidak bisa melaut mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.


“Kalau BBM bersubsidi habis dan harus beli dengan harga industri, kebanyakan nelayan tidak bisa pergi melaut,” kata nelayan kepada jurnalis Bongkarselatan.com.


(Bst)


TerPopuler