Diduga SMK Erlangga Kota Agung Tahan Buku Rekening Siswa Penerima PIP

Kamis, 18 Mei 2023

Diduga SMK Erlangga Kota Agung Tahan Buku Rekening Siswa Penerima PIP

Kamis, 18 Mei 2023,


TANGGAMUS, BONGKARSELATAN.COM -

Pihak SMK Erlangga Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung diduga tahan buku rekening siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Diketahui, siswa penerima PIP tersebut sudah lulus dan hanya sekali menerima dana PIP sebesar Rp.500 Ribu.


Berulang siswa penerima tersebut, meminta buku rekening PIP yang diduga ditahan Kepala Sekolah setempat, tidak diberikan.


Kepala Sekolah Erlangga Kota Agung, mengaku bahwa buku rekening PIP tersebut masih ada di Sekolah, tidak dipegang oleh guru. Kesekian kalinya anaknya menanyakan buku rekening PIP. selanjutnya Sumpeno,orang tua siswa penerima PIP, mempertanyakan buku rekening PIP milik anaknya, Kepala Sekolah Lidia beralasan untuk arsip sekolah, lalu berubah lagi alasannya, tercecer di gudang arsip.


“Kalau memang pihak Sekolah harus punya arsip, apakah harus yang asli. Jika hanya untuk arsip, dapat berupa fotocopy-an atau salinan buku rekening,” kata Sumpeno. Rabu, (16/5/2023).


Sumpeno melanjutkan, dirinya paham bahwa buku rekening itu pihak Sekolah yang pegang, baik itu siswa yang sudah lulus maupun siswa yang belum lulus, tetapi berupa salinan buku rekening.


“Anak saya udah bertanya, namun tidak diberikan, dengan alasan Kepala Sekolah, diharap cukup orang tua saja yang mengambil buku rekening PIP. Namun, ketika saya datang langsung, ternyata buku rekening PIP anak saya, berbagai alasan di lontarkan Kepala Sekolah, tercecer dan lain sebagainya,” ungkapnya.


Terkait hal ini, Kepala SMK Erlangga Kota Agung, Lidia saat dikonfirmasikan via telephone bahwa, buku rekening PIP itu tidak dipegang oleh guru, semua nya ada di sekolah karena diakui sebagai dokumen pihak sekolah.


“Dimana – mana yang namanya pencairan dana PIP, semua kembali ke Sekolah, ada banyak. Sebab, kelas 10 banyak sisanya, sementara siswa 11 dan kelas 12, akan mendapat kuciran PIP lagi.


“Kenapa itu ada di sekolah, hampir semua siswa akan dibuatkan ATM. Kalau yang berkaitan dengan siswa, atau orang tua, sebenarnya itu bentuk ketidaksabaran. Kami akui bahwa memang kesalahan kami dan keteledoran pihak sekolah,” terang Lidia.


Pihak sekolah juga, baru mengingat setelah siswa kelas 12 bertanya. Jadi namanya manusia tidak terlepas dari lupa. Hanya saja belum ditemukan dimana buku rekening yang di maksudkan.” Pungkasnya. 

(*/TIM)

TerPopuler