Bongkarselatan.com - Tiba masanya anak perantau kembali menjerit karna tak sanggup menanggung hidup nya di kampung orang lain jangankan mereka yang tinggal di negara orang yang masih tinggal di negara sendiri kini masilit karena ada nya pandemi COVID- 19, mereka menangis tapi bukan tangisan air mata yang terkucur membasahi pipi mereka menangis hati mereka merintih rintih karna susah nya bertahan hidup di jaman Pandemi COVID- 19, mungkin dahulu mereka bisa hidup senang karna serba kecukupan gajih mencukupi bisa berpoya poya.
Tapi sekarang mereka harus mengirit seirit mungkin untuk mempertahankan selama hidup di jaman COVID – 19 kita doa kan semoga mereka bisa melawati bencana, hari demi hari detik demi detik menit demi menit, Bencana dalam bencana, selama COVID - 19 Belum teratasi,akan terus bertambah kasus yang baru,, pasalnya yg bekerja di jakartapun sudah banyak yang berenti bekerja dan tak sanggup bayar kontrakan, triak mereka ibuk,bapak,tolong kirim uang,untuk makanpun sudah tak ada.dan tidak akan bisa lagi.
Sepenggal kata buat kalian sang perantau dan para pemimpin.
Selamat berjuang untuk kalian yang ada di negara oang atau digara sendiri yaitu Indonesia maaf kami tidak bisa membantu kalian, kami hanya bisa membantu berdoa kepada tuhan ( Allah ) sang pemilik segala nya semoga kalian bisa bertahan disana sampai waktu yang tidak bisa ditentukan karna kami pun disini yang tinggal di tanah kelahiran di kampung sendiri masih merasa kesulitan,kami pergi kesana kemari untuk mencari sesuap nasi dan sedikit uraian tangan mereka para pemimpin para pengusa untuk bisa membantu keluar keluarga yang kurang mampu.
“Wahai pemimpin coba arahkan kepala mu kebawah disini ada kami yang butuh uluran tangan kalian coba kalian liat saudara kami yang bertahan hidup di negara orang dan di kampung orang mereka mencari nafkah untuk keluarga mereka yang ada di tanah kelahiran tapi sekarang mereka tidak bisa mencari nafkah karna allah sedang memutarkan roda kehidupan”.
Dahulu kau datang kepada kami meminta agar kami membantu kalian semua wahai para pemimpin, sekarang lah saat nya jika kalian ingin membalas kebaikan mereka yang telah menolong kalian kami tak butuh Jani dan ucapan manis kami perlu pembuktian kemana janji kalian yang pernah kalian lontarkan kepada kami disaat kalian belum menjadi apa apa.jika kalian ingin memberikan bantuan kepda masyarakat miskin lebih baik kalian yang turun tangan langsung jangan lewat perantara karna tidak semua perantara itu bersihh ada kala nya mereka memanfaat kan situasi untuk memperkaya keluarga mereka.
Salam dari kami untuk para pemimpin semoga kalian bisa sadar jika kalian tidak juga sadar maka tuhan yang akan menyadarkan kalian.
Dan untuk saudara kami yang ada di perantauan semoga kita bisa melawati ujian ini. ( Andri )
Tapi sekarang mereka harus mengirit seirit mungkin untuk mempertahankan selama hidup di jaman COVID – 19 kita doa kan semoga mereka bisa melawati bencana, hari demi hari detik demi detik menit demi menit, Bencana dalam bencana, selama COVID - 19 Belum teratasi,akan terus bertambah kasus yang baru,, pasalnya yg bekerja di jakartapun sudah banyak yang berenti bekerja dan tak sanggup bayar kontrakan, triak mereka ibuk,bapak,tolong kirim uang,untuk makanpun sudah tak ada.dan tidak akan bisa lagi.
Sepenggal kata buat kalian sang perantau dan para pemimpin.
Selamat berjuang untuk kalian yang ada di negara oang atau digara sendiri yaitu Indonesia maaf kami tidak bisa membantu kalian, kami hanya bisa membantu berdoa kepada tuhan ( Allah ) sang pemilik segala nya semoga kalian bisa bertahan disana sampai waktu yang tidak bisa ditentukan karna kami pun disini yang tinggal di tanah kelahiran di kampung sendiri masih merasa kesulitan,kami pergi kesana kemari untuk mencari sesuap nasi dan sedikit uraian tangan mereka para pemimpin para pengusa untuk bisa membantu keluar keluarga yang kurang mampu.
“Wahai pemimpin coba arahkan kepala mu kebawah disini ada kami yang butuh uluran tangan kalian coba kalian liat saudara kami yang bertahan hidup di negara orang dan di kampung orang mereka mencari nafkah untuk keluarga mereka yang ada di tanah kelahiran tapi sekarang mereka tidak bisa mencari nafkah karna allah sedang memutarkan roda kehidupan”.
Dahulu kau datang kepada kami meminta agar kami membantu kalian semua wahai para pemimpin, sekarang lah saat nya jika kalian ingin membalas kebaikan mereka yang telah menolong kalian kami tak butuh Jani dan ucapan manis kami perlu pembuktian kemana janji kalian yang pernah kalian lontarkan kepada kami disaat kalian belum menjadi apa apa.jika kalian ingin memberikan bantuan kepda masyarakat miskin lebih baik kalian yang turun tangan langsung jangan lewat perantara karna tidak semua perantara itu bersihh ada kala nya mereka memanfaat kan situasi untuk memperkaya keluarga mereka.
Salam dari kami untuk para pemimpin semoga kalian bisa sadar jika kalian tidak juga sadar maka tuhan yang akan menyadarkan kalian.
Dan untuk saudara kami yang ada di perantauan semoga kita bisa melawati ujian ini. ( Andri )