Bongkarselatan.com – Saat
ini Indonesia sedang berada pada posisi maju kena mundur kena seperti judul
film lawas, bagaimana tidak seperti itu semua warga diminta diam ditempat untuk
menghindari serangan dari makhluk yang kasat mata dengan nama kerennya (Coronavirus Disease 2019) Covid-19. Presiden
RI memberikan intruksi agar berdiam diri dirumah (Lockdown), kemudian diikuti oleh
kapolri dengan keluarnya maklumat, yang agak fenomenal yaitu semua bentuk
kegiatan yang mengumpulkan massa itu dilarang dan bagi yang melanggar akan di
pidana.
Intruksi presiden dan maklumat kapolri menjalar kesetiap
sudut pelosok negeri ini sampai ke tatanan pemerintahan paling rendah
sekalipun, disini kita akan membahas ketingkat daerah khususnya di lampung
selatan, mengingat kata pepatah dimana kaki berpijak disitu langit dijunjung
maka yang akan kita bahas adalah penanganan covid-19 di Lampung Selatan serta
dampak positif dan negatif baik di bidang social, ekonomi dan politik.
Kali ini kita akan bahas bidang politik terlebih dahulu,
jika kita uraikan semua bidang, mata bisa lelah, ulu lelong dan kerasa jenuh jadinya beboh ngebaca karena kepanjangan. Untuk mensiasati agar semakin
menarik dalam pembahasan kita perlu beberapa narasumber baik dari pihak elit
politik maupun elit elitan, tapi lebih mengedepankan suara-suara minoritas
kalangan bawah agar lebih terasa kemudian dapat melahirkan berbagai Regulasi
kedepannya.
Hilangnya
DPRD Lamsel Disaat Covid-19 Menyerang
Keren gak judulnya, hilangnya yang dimaksud bukan berarti
masuk daftar pencarian orang ya, sepertinya dalam hal ini kita butuh beberapa anggota
dewan untuk menjadi nara sumber, tidak perlu kita susun nama-namanya
ya setunggani gawoh. Baiquni Aka sanjaya salah satu anggota
DPRD dari Fraksi PAN yang sering disapa dengan panggilan bang Bay di kalangan
pemuda ini, membagikan handsanitiser dan masker, langkah tersebut merupakan
salah satu action yang diinisiasi secara personal namun karena jabatan yang
melekat di pundakyna, sehingga nama lembagapun ikut terseret dalam setiap
gerak-gerik yang dilakukan. Amelia Nanda
Sari yang merupakan anggota dewan dari partai Gerindra, mempunyai paras
cantik dengan suara terbanyak didapilnya, dia memberikan bahan pangan kepada warga
sekitar, dia bilang kalau covid-19 ini sudah membuat warga jati agung kesulitan mendapatkan
penghasilan sehingga susah membeli sembako, semua itupun dilakukan menggunakan dana
pribadi. Untuk kegiatan diluar itu juga belum ada, karena sesuai dengan kegiatan
komisi IV yaitu Work From Home. Keterangan mbak amel melalui pesan Watshaap.
Mengenai hilangnya DPRD Lamsel dalam artian tidak adanya
pergerakan DPRD Lamsel disaat pandemic covid-19 menyerang lampung selatan,
meskipun ada gerakan dari beberapa anggota dewan, itu hanya sebuah
kegiatan/gerakan secara personal bukan dari DPRD lamsel khususnya, ya mungkin mereka sedang
mengatur strategi perang melawan pandemi covid-19 ini.
Disisi lain syamsurijal Sekretaris
Dewan menerangkan bahwa belum ada agenda khusus untuk kegiatan
eksternal dalam pembahasan menangani covid-19. Namun untuk kegiatan internal
pihaknya sudah melakukan penundaan berbagai kegiatan rapat paripurna maupun
reses. Dengan jawaban sekwan mungkin belum menemukan jawaban yang memuaskan
dengan judul diatas tapi paling tidak kita bisa bersama-bersama mencari kemana
hilangnya anggota dewan kita.
Pilkada ditunda siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan.
Dalam konteks ini kita membahas kerugian dari pihak calon
kandidat karena untuk penyelnggara pemilu/pilkada tidak dalam hitungan karena
memang sudah menjadi tanggungjawab pemerintah dalam pelaksanaan pesta demokrasi
di setiap habis masa jabatan eksekutif. Mungkin tidak asing lagi beberapa
kandidat yang akan bertarung dalam kontestasi tersebut dengan nama-nama ; Hipni, salah satu kandidat yang sudah
menabuh genderang perang untuk berkontestasi dalam pilkada mendatang, sebelumnya
pernah menjabat sebagai anggota DPRD Lamsel dua periode ( Penantang ), Toni Eka Candra merupakan politisi
dari partai golkar yang duduk di kursi Dewan Propinsi Lampung Dapil Lampung selatan
( Penantang ), Nanang Ermanto dimana
posisi Nanang saat ini sebagai Plt. Bupati Lampung Selatan ( petahana/incumbent
) yang konon katanya akan segera dilantik.
Anggap
saja seperti pelaksanaan sebuah pekerjaan konstruksi percepatan waktu akan
berpengaruh dengan peningkatan biaya, semakin
bertambah waktu pelaksanaan maka Cost Politik bagi kedua kandidat ( Penantang )
akan semakin besar. Dimana penantang akan butuh tambahan nafas keuangan dalam melakukan
sosialisasi dalam menarik simpati masyarakat untuk menang dalam pilkada di khagom
mufakat nanti, namun tidak bagi salah satu kandidat dari petahana karena
diposisi ini kandidat tersebut tak perlu sulit dalam melakukan sosialisasi
karena baik fasilitas Negara maupun anggaran yang akan keluar dapat menggunakan
dana pemerintah. Meskipun tujuannya tidak secara langsung untuk sosialisasi
karena sudah menjadi amanah konstitusi dalam menangani wabah yang menyerang
saat ini sehingga memungkinkan elektabilitas semakin meningkat.
Disisi lain
incumbent/petahana akan dirugikan ketika penundaan pilkada serentak ini di
tunda sampai tahun 2021, imbasnya nanang ermanto tidak lagi sebagai petahana
karena masa jabatannya sudah kadaluwarsa, dimana posisi incumbent akan hilang
dan digantikan oleh Plh/Pj Bupati Lamsel yang akan ditunjuk langsung oleh
Gubernur. Hal ini akan menguntungkan kedua kandidat penantang dimana
pertarungan dipilkada kali ini tidak ada calon incumbent, sehingga penantang
mempunyai harapan menang. Meskipun demikian ini hanyalah analisa dari sebuah
pemikiran subjektif dengan melihat kondisi objektif di hari ini sehingga gerak dialektikanyapun
bisa berubah disetiap saat.
Untuk memenuhi kebutuhan tulisan ini saya berkomunikasi
dengan Liasion Officer (LO) Hipni yaitu bung David, menurut dia tidak ada yang
dirugikan ataupun diuntungkan dalam kontek penundaan pilkada tahun ini, karena
pada perspektif ini adalah lebih mengedepankan melindungi Masyarakat dari Pandemi
Covid-19. Meskipun jawaban tidak sesuai ekspektasi yang saya harapkan tapi
santuy aja men. Kemudian lebih spesifik lagi saya tanyakan ; Maju atau
mundurnya Pilkada pak Hipni sudah siap dan punya strategi Pemenangan dalam kondisi
Apapun… itu kata dia, sepertinya sangat optimis dalam meraih kemenangan, iya gak ya.!!! Sebelum tulisan ini saya
terbitkan ada dua kandidat lagi yang belum terhubung bukan berarti ada
keberpihakan penulis akan tetapi kita tidak bisa terhubung dengan mereka bukan
pula tidak berkomunikasi tapi memang tidak ada tanggapan, mungkin mereka sedang
melaksanakan anjuran pemerintah (Lockdown) atau memang sombong sehingga tidak bisa menjawab
panggilan kita. (Fatra)