LAMSEL, BONGKARSELATAN.COM -
Putra ke-5 Andika Mahesa dari pernikahan dengan Chairunnisa yang baru saja berumur 7 tahun jatuh sakit akibat diduga mendapatkan kekerasan psikologi berupa ancaman dari salah satu wali murid di Sekolah Baitul Jannah Kota Bandar Lampung.
Mendengar hal itu, ditengah kepadatan aktivitasnya Andika atau yang kerap disapa Babang Tamvan langsung memutuskan untuk pulang ke Lampung.
Sesampainya di Lampung Andika mendapati informasi dari asisten rumah tangganya jika anaknya sebelum jatuh sakit sempat dibentak-bentak hingga diancam akan dipukul oleh salah satu wali murid.
“Jadi pada tanggal 11 November mbak biasa nganterin anak ke sekelohan kebetulan ada acara peringatan hari pahlawan, disaat sampai di depan kelas si orang tua wali murid itu dengan nada tinggi mengatakan ‘mana bumi’ setelah itu memarahi bumi sambil mengatakan sekali lagi kamu nakalin anak saya, saya tempeleng kamu”. kata Babang Tamvan saat dimintai keterangan di kediamannya Senin malam 13 November 2023.
Lanjut Andika dengan nada geram, dengan mengatakan kata-kata dia mau menempeleng anak-anak itu tidak pantas dilakukan oleh wali murid. Apalagi persolannya karena kenakalan anak-anak yang biasanya ribut sebentar habis itu sudahnya ya bermain bersama kembali.
“Dan seharusnya kita sebagai orang tua harus paham betul anak-anak yang baru masuk sekolah itu misalnya pukul-pukulan hingga dorong-dorongan atau mecahinnya mainannya satu jam setelah mereka berkelahi karena itu mereka akrab lagi, karena itulah jangan pernah kita sekolahkan anak jika tidak mempercayai gurunya. Apalagi persolannya karena Bumi ngambil kartu pokemon, jadi kalo persoalan kenakalan anak itu serahkan saja ke guru biar guru yang menegurnya ada tempatnya. Bukan kita yang malah ikut campur dengan sentak-sentak hingga Anak saya trauma”. Jelas Andika.
Yang sedihnya lagi, tambah Andika. Setelah diperlakukan seperti itu didepan umum anak saya sempat ngga mau pentas di acara Hari Pahlawan disertai demam tinggi karena trauma akhirnya setelah dibujuk mau pentas anak saya.
“Posisi saya yang sedang bekerja mendidih sekali mendengarnya karena hal itu tidak pantas menurut saya, ditambah lagi orang tua wali murid bernama Afrizal itu juga sempat dm saya dengan berbicara yang tidak pantas tentang anak saya, karena tidak ada itikad baik bertemu menjelaskan langsung ke saya terkait persoalannya. Karena yang mengantarkan di waktu kejadian si mba maka sudah dilaporkan atas nama mba ke pihak yang berwajib”. Ungkapnya.
Menurut saya yang pantas seharusnya kita selaku orang tua seharusnya bisa telpon agar kita bisa menegur anak kita atau ketemu diluar kan bisa dan lebih bagusnya lagi dia menegur gurunya untuk mediasi ke saya, bukan dia dari rumah niatnya malah sebaliknya dengan berkata.
“Saya baru ini ya ketemu Bumi, kamu nakalalin anak saya gini-gini dengan caci maki anak saya terus bilang kami saya tempeleng itu ngga pantes kata-kata itu buat anak-anak. Dan mental anak saya sekarang ini apakah dia tau ngga baik-baik aja dengan di vonis doktor panas tinggi belum boleh masuk sekolah karena ketakutan dan kecemasan yang bisa ngobatin Bumi ya dengan kehadiran saya saat ini disampingnya supaya dia kuat ngadepin semuanya”. ujar Andika.
Dengan berkaca-kaca Andika juga mengatakan jika dirinua mengikutin emosi maka tidak akan ada penyelesainya dan dirinya pun terbuka akan itikad dan siap memaafkan akan tetapi persoalan hukumnya yang sudah berjalan pihaknya akan tetap lanjutkan.
“Saya yakin disini penegak hukum akan memprosesnya dan kemarin setelah laporan polisi langsung melakukan olah TKP di sekolahan. Harapan saya hal ini bisa menjadikan efek jera agar tidak ada kejadian serupa yang menimpa anak saya”.tuturnya.
Sementara, atas kejadian itu pihak Andika telah membuat laporan di Polresta Bandar Lampung atas nama Masamah selaku asisten rumah tangga yang ada pada saat kejadian.
(Dji/Red)