Pelaku Utama Produksi Tukkus Angkat Bicara

Senin, 23 Mei 2022

Pelaku Utama Produksi Tukkus Angkat Bicara

Senin, 23 Mei 2022,

 



PENENGAHAN, BONGKARSELATAN.COM - Sempat menurun akibat pandemi covid 19, di tahun 2022 produksi tukkus mulai berangsur naik, dengan tujuan untuk melestarikan Adat Budaya yang ada di Lampung, Senin (23/5/2022)


Juliyansyah, salah seorang penolong dalam memproduksi tukkus memaparkan kepada awak media bahwa semenjak adanya covid 19 dalam 2 tahun terakhir produksi dan permintaan menurun hingga 60%.


"Sempat menurun produksi dan permintaan nya, karena adanya pandemi, namun tahun 2022 permintaan semakin bertambah dan berangsur naik," paparnya.


Ia juga menjelaskan bahwa kurangnya sarana penunjang produksi menjadi salah satu penyebab terhambatnya produksi untuk memenuhi pesanan.


"Kurang nya penunjang produksi seperti, mesin jahit dan obras, menyebabkan lambatnya produksi untuk menunjang percepatan produksi." pungkasnya.


Febrial Gelar Raja Muda, pengrajin sekaligus pemilik rumah produksi yang ada di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan, memaparkan kepada media Bongkarselatan.com Bahwa yang sebelumnya hanya produksi Tukkus dan Selendang saja tapi di tahun 2022 ini bertambah produksi.


"Berdasarkan permintaan pasar, di tahun 2022 mulai bertambah jenis produksi yang semula hanya Tukkus, Selendang, dan sekarang sudah ada produksi Kawai (baju), Sukkuk (peci) bermotif Kebung dan Tapis yang berbeda dengan produksi baju dan peci pada umumnya," paparnya.


"Sempat 2 tahun terakhir omset menurun karena pandemi, dan dimasa pemulihan covid 19 tahun ini Alhamdulillah omset semakin meningkat," imbuh pemilik rumah produksi tukkus.


"Saya berharap kepada Pemkab Lamsel, tempat produksi Tukkus bisa berkembang, bahkan kalau bisa di upayakan ada rumah produksi Tukkus di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan," harapnya.


Kemudian, Ia juga berharap kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dinas terkait untuk memberikan ruang dan tempat pajangan produksi nya di tempat tempat wisata yang ada di Lampung Selatan.


"Saya juga berharap kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dinas terkait memberikan ruang dan tempat untuk memajang hasil produksi seperti adanya etalase untuk pajangan kerajinan tangan Tukkus dan lain-lain ke wisata-wisata yang ada di Lampung Selatan," imbuhnya lagi.


"Sehingga dengan adanya dorongan dan bantuan dari Pemerintah Daerah serta Dinas terkait, adat budaya Lampung ini tetap terjaga serta lestari." Tukas pemuda yang pemilik filosopi Majelot dari Desa Kuripan. ( ISH/BST )

TerPopuler