Pemecah Ombak Rajabasa, Benteng Baru Harapan Warga Pesisir

Sabtu, 27 September 2025

Pemecah Ombak Rajabasa, Benteng Baru Harapan Warga Pesisir

Sabtu, 27 September 2025,




BONGKARSELATAN.COM, (RAJABASA) LAMPUNG SELATAN - Deru ombak di pesisir Rajabasa selama ini bukan sekadar suara laut, melainkan juga rasa was-was yang menyelimuti warga. Setiap kali musim pasang datang, kecemasan pun ikut menghantui: lahan terkikis, perahu rusak, bahkan rumah terancam abrasi, Sabtu (27/9/2025).


Namun kini, secercah harapan mulai hadir. Pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Kementerian PUPR, resmi membangun pemecah ombak dan pengaman pantai di Desa Banding dan Desa Canti, Kecamatan Rajabasa. Proyek senilai Rp27,07 miliar ini dimulai pada 20 Agustus 2025 dengan target rampung dalam 134 hari.


Di tepi pantai, pemandangan berubah. Truk pengangkut batu hilir-mudik, alat berat bekerja, dan para pekerja—sebagian besar warga setempat—sibuk menata buis beton. “Alhamdulillah, kami bisa ikut bekerja di proyek ini. Selain menambah penghasilan, rasanya juga bangga karena ikut membangun perlindungan kampung sendiri,” tutur Junaidi, warga Desa Banding.


Selama bertahun-tahun, abrasi telah memakan lahan warga sedikit demi sedikit. Pohon kelapa tumbang, tambak hilang, bahkan beberapa rumah harus dipindahkan lebih ke darat. “Kalau tidak ada pemecah ombak, entah apa jadinya nanti. Anak-cucu kami bisa kehilangan tempat tinggal,” kata Siti Aisyah, seorang ibu rumah tangga yang setiap hari melihat garis pantai makin mendekat.


Kontraktor pelaksana PT Fata Perdana Mandiri bersama konsultan pengawas memastikan proyek berjalan sesuai spesifikasi. PPK proyek, Ketut Purne, ST, MT, menegaskan, “Kami ingin pekerjaan ini benar-benar memberi manfaat jangka panjang. Ini bukan sekadar pembangunan, tapi perlindungan hidup masyarakat pesisir."


Direksi proyek, Ilham, ST, menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat sangat penting. “Keberhasilan proyek ini ditentukan juga oleh dukungan warga. Karena itu, kami ingin semua pihak merasakan manfaat dan ikut menjaga hasil pembangunan,” ujarnya.



Bagi warga kecamatan Rajabasa, pemecah ombak bukan sekadar susunan batu dan beton. Ia adalah simbol hadirnya negara untuk melindungi rakyatnya. “Kami sering merasa sendiri menghadapi laut. Tapi sekarang ada perhatian, ada langkah nyata. Rasanya lebih tenang,” ungkap seorang nelayan sambil menata jaringnya.


Pemerintah berharap, selain melindungi dari abrasi, pemecah ombak ini kelak juga membuka peluang baru. Pantai yang aman akan lebih mudah dikembangkan sebagai destinasi wisata, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.



Kini, saat progres pekerjaan mencapai 15 persen, semangat warga pun ikut tumbuh. Ada keyakinan bahwa dengan adanya benteng pantai ini, generasi mendatang tak lagi dihantui abrasi.


“Bagi kami, ini bukan hanya proyek. Ini harapan baru, agar kampung kami tetap ada, agar laut yang dulu menakutkan bisa kembali menjadi sahabat,” ujar Junaidi sambil tersenyum.


Lebih dari sekadar pembangunan, pemecah ombak Rajabasa adalah cerita tentang perjuangan, kebersamaan, dan janji masa depan yang lebih aman bagi masyarakat pesisir Lampung Selatan.


(Red)

TerPopuler