Bongkarselatan.com -
Bagi masyarakat miskin hidup itu adalah tragedi
sedangkan bagi penguasa hidup itu adalah komedi, mungkin itulah kata yang tepat
ketika melihat kondisi masyarakat kita di indonesia. Jauh sebelum covid-19
menyerang, kondisi ekonomi masyarakat indonesia masuk dalam kategori mayoritas
miskin. Ditambah dengan pandemi covid-19 mulai merajalela sehingga semua aspek
perekonomian kelas menengah kebawah semakin tergerus. Bagi masyarakat kelas bawah
bekerja setiap hari sebagai penyambung hidup, enggak seperti masyarakat yang
mempunyai pekerjaan tetap yang selalu mendapat gaji setiap bulannya.
Ketika bincang-bincang dengan Nurul Ikhwan Anggota DPRD
Provinsi Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan menjelaskan, kondisi saat ini
sangatlah rentan dimana masyarakat yang terdampak secara ekonomi juga harus
lebih diperhatikan, dengan diberlakukan berdiam diri dirumah dan menghentikan
aktivitas keramaian, sekolah-sekolah diliburkan dan kantor-kantor dijadwalkan
piket dengan beberapa orang saja, sehingga mempengaruhi perputaran ekonomi ditingkatan
masyarakat yang ekonominya kelas menengah kebawah.
Tokoh politik yang dewasa ini berkiprah di tanah khagom
mufakat, tempat dimana beliau dilahirkan dan ditimang menunjukan kepeduliannya kepada
masyarakat kelas bawah yang berpenghasilan tidak tetap. Dalam agenda resesnya
beliau membagikan 1000 paket sembako dibeberapa kecamatan di kabupaten lampung
selatan serta mengajak masyrakat untuk melawan dan memutus mata rantai
penyebaran COVID- 19.
Nurul Ikhwan menunjukan kesigapannya kepada masyarakat yang
terdampak Ekonomi Akibat (Corona Virus Dease) COVID-19 yang sudah menjadi
pandemi ini. Beberapa warga juga menyatakan rasa terimakasihnya saat
mendapatkan bantauan sembako, karena bagi ibu-ibu di pedesaan sangatlah berarti
ketika kondisi ekonomi para imamnya sedang mengalami kemacetan, jika dibandingkan
pembagian antiseptic dan masker, sebab hal itu sudah banyak dibagikan dan
pemerintah desa juga memang sudah sigap dalam rangka pencegahan penyebaran
wabah tersebut. Meskipun sembako tersebut hanya bermuatan beberapa kebutuhan pokok
namun dapat menyambung hidup masyarakat untuk beberapa hari kedepan.
Dalam hal ini pula pemerintah daerah kabupaten lampung
selatan masih belum menciptakan stimulant dan merealisasikan intruksi presiden
dalam penanganan yang terdampak pandemic tersebut, malah alih-alih bantuan
untuk masyarakat yang terdampak dibebankan menggunakan Dana-Desa, sehingga ada selintingan kecil dari beberapa kepala desa kesulitan dalam mengkategorikan masyarakat yang
akan diberikan bantuan. (Andri/Ftr)